Adapankriteria kelulusan dan kenaikan kelas tahun pelajaran 2020/2021 mengacu pada Surat Edaran (SE) Mendikbud no. 1 Tahun 2021. Beberapa poin penting yang terkait kelulusan dan kenaikan kelas dalam surat edaran tersebut adalah: KRITERIAKENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN A. Mekanisme Kenaikan Kelas 1) Penentuan siswa yang naik dan tidak naik ditetapkan pada rapat antara kepala madrasah dan dewan guru. 2) Pertimbangan kenaikan kelas bagi siswa didasarkan pada kriteria kenaikan kelas, presensi siswa, kelakuan atau sikap siswa yang bersangkutan. KriteriaKenaikan Kelas dan Kelulusan Siswa SD (1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan (3) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran. Pesertadidik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Ujian Sekolah (NUS). NUS yaitu rata-rata dari nilai rapor semester 1 hingga 6 dengan ujian sekolah (USP) dan NUS paling rendah 70; Peraturanini bukan hanya mengumumkan tentang peniadaan UN saja, tetapi juga memberikan beberapa kriteria kelulusan siswa dan ketentuan kenaikan kelas siswa. Kedua, Permendikbud No 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Materisoal " PAT " meliputi "25% semester ganjil" dan "75% semester genap". PENENTUAN KENAIKAN KELAS 1. Maksimal hanya 3 Mapel yang KBM-nya tidak TUNTAS. 2. Nilai Pengetahuan KI.3 harus Tuntas. 3. Nilai Ketrampilan KI.4 harus Tuntas. 4. KI.1 dan KI.2 harus BAIK. KBM (KKM) semua mapel harus sama. Contoh penentuan: KBM = 60 a. Keleluasaandalam Menentukan Kriteria Kenaikan Kelas Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kebijakan kenaikan kelas. Pendidik diharapkan mampu menjalankan fungsi asesmen secara optimal sehingga mampu mendiagnostik perkembangan peserta didik. Hasil diagnostik digunakan sebagai rujukan untuk melakukan tindak lanjut pembelajaran. Selengkapnya Format Rekapitulasi Kenaikan Kelas dan Kelulusan dalam Kurikulum 2013 Lengkap dan Optimal. Berkaitan dengan hal tersebut maka akan sangat diperlukan fasilitas yang akan menunjang guru untuk mengklasifikasikan siswa yang layak dan belumnya untuk naik ketingkat selenjutnya. Sesuai dengan awal pembahasan dibawah ini sudah disediakan aeBn11. Contoh kriteria kenaikan kelas, Mutasi, Kelulusan Siswa Madrasah MI MTs MA Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah. Mengacu kepada Standar Dokumen Administrasi Madrasah Unit Pelaksana Program Akreditasi Madrasah UPPAM, Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. – assalaamu’alaikum para pendidik dan tenaga kependidikan pada Madrasah Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah Negeri maupun Swasta di Indonesia maupun segala penjuru dunia. Kenaikan kelas, mutasi atau pindah siswa serta kelulusan adalah makanan setiap tahun kegiatan maksudnya untuk para guru, wali kelas, waka kurikulum dan keluarga besar madrasah. Dalam kegiatan pindah siswa, ketentuan kelulusan dan kenaikan kelas pada madrasah perlu adanya kriteria sebagai tolak ukur. baca DOWNLOAD CONTOH SK PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN DAN PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH Dalam kriteria kenaikan kelas, mutasi siswa serta kelulusan ini mengacu pada Unit Pelaksana Program Akreditasi Madrasah UPPAM, Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI memberikan contoh untuk pedoman, modifikasi maupun perubahan seperlunya. Keberadaan contoh ini bisa sebagai acuan atau patokan pembuat kebijakan dalam hal naik kelas atau tidaknya peserta didik pada madrasah. Tanpa basa basi, berikut adalah contoh yang ada dalam dokumen administrasi Madrasah. Contoh kriteria kenaikan kelas siswa pada siswi Peserta didik pada Madrasah … MI MTs MA dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut menyelesaikan semua program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang mata pelajaran pada Semester Genap di bawah kriteria ketuntasan, nilai minimal tidak lebih dari 3 mata kepribadian kegiatan pengembangan diri minimal atau tuntas mata pelajaran BTA bagi kelas VII dengan bukti sertifikatlulus yang ada tanda tangan dari guru mata pelajaran dan Kepala mata pelajaran keterampilan keagamaan bagi kelas VIII dibuktikan dengan sertifikat lulus yang ditandatangani oleh guru mata pelajaran dan Kepala Madrasah. Dalam hal ini Madrasah bisa melakukan penambahan/pengurangan kriteria di atas sesuai dengan kesepakatan pemangku kepentingan di Madrasah. Sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria Kelulusan Siswa Madrasah Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan hasil rapat Komite Madrasah ……………….., maka peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan Madrasah ……………………. apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;lulus ujian nasional;mempunyai skor TOEIC minimal. ;bebas sebagainya….. Madrasah dapat menambahkan/mengurangi kriteria di atas sesuai dengan kesepakatan pemangku kepentingan di Madrasah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria Mutasi Siswa Madrasah Contoh kriteria mutasi pindah siswa pada pindah/mutasi peserta didik yang berlaku di Madrasah adalah sebagai berikut Memenuhi persyaratan yang ada dalam ketentuan;Surat permohonan orang tua yang bersangkutan;Memiliki Laporan Hasil belajar Rapor dengan nilai lengkap dari Madrasah asal;Mempunyai Ijazah madrasah Menengah Pertama/sederajat;Memiliki surat tanda lulus dengan nilai yang tidak lebih rendah dari nilai minimal PPD pada tahunnya ;Memiliki surat pindah dari madrasah asal;Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar pesrta didik LHB dari madrasah asal sesuai dengan bentuk raport yang digunakan di madrasah tujuan;Mengikuti seleksi masuk dengan tes sesuai program yang diminati dan hasilnya diumumkan secara terbuka Madrasah bisa melakukan penambahan atau mengurangi kriteria di atas sesuai dengan kesepakatan pemangku kepentingan di Madrasah dengan syarat selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penutup kriteria kenaikan kelas mutasi kelulusan Madrasah Keberadaan kriteria ini juga memberikan keputusan yang terukur apabila ada kejadian anak tinggal kelas, orang tua protes dalam proses pindah mutasi maupun kelulusan. dengan keberadaan kriteria yang resmi berlaku akan membuat orang bisa mengerti kenapa dan bagaimana situasinya sehingga apabilaada perdebatan bisa minimalis merujuk pada aturan kesepakatan. Demikian informasi mengenai berbagai contoh mengenai syarat dan kriteria dalam kenaikan kelas mutasi dan kelulusan siswa pada madrasah baik MI MTs maupun MA Aliyah. Semoga menambah koleksi dalam ketentuan kenaikan kelas maupun syarat pindah siswa dan juga ketentuan dalam meluluskan peserta didik. Wilujeng enjang, salam kenal selamat pagi, wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Kriteria Kenaikan Kelas Berdasarkan SE Mendikbud Nomor 1 Tahun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud baru saja menerbitkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 yang salah satu isinya mengatur tentang Kriteria Kenaikan Kelas. Kenaikan kelas menjadi penanda berakhirnya proses pembelajaran pada tahun ajaran tertentu. Dengan demikian, kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan berpedoman pada peraturan yang kenaikan kelas peserta didik didasarkan pada penilaian hasil belajar semester 1 dan semester 2 secara kumulatif dengan pertimbangan seluruh Kompetensi Dasar dapat dituntaskan. Peserta didik dinyatakan naik atau tidak naik kelas ditentukan oleh rapat pleno Dewan tetapi, di dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, dimana pembelajaran lebih banyak dilakukan secara jarak jauh, maka akan ada kriteria lain untuk penentuan kenaikan Jarak Jauh menjadi salah satu kebijakan Kemendikbud dalam penyelenggaraan pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Bentuk Pembelajaran Jarak Jauh adalah Belajar Dari Dari Rumah merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19, khususnya di lingkungan satuan dengan hal tersebut, Kemendikbud juga telah menerbitkan menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Covid-19.Belajar dari Rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease Covid-19 dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol penanganan dari Rumah melalui pembelajaran jarak jauh daring dan atau luring dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan Belajar dari Kenaikan Kelas Tahun Pelajaran 2020/2021Kriteria kenaikan kelas tahun pelajaran 2020/2021 secara khusu diatur dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021. Baca Kelulusan Peserta Didik Berdasarkan SE Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021PPDB Tahun 2021 Syarat, Jalur Pendaftaran, dan Tahapan PelaksanaanDi dalam Permendikbud tersebut, disamapaikan bahwa kenaikan kelas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai Ujian Akhir Semester untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam beberapa bentuk berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perlaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya. secara daring atau luringBentuk kegiatan penilaian lainnya yang ditetapkan oleh satuan Ujian Akhir Semester untuk kenaikan kelas dirancang dalam rangka mendorong aktivitas belajar yang bermakna dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh. Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan Pada Kurikulum Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk kriteria kenaikan kelas dan kelulusan pada Kurikulum kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 satu tahun menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman- teman sebayanya meskipun dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas berikut diharapkan dapat menjelaskan bagaimana proses belajar dalam suatu fase dan lintas fase dapat berjalan seiring dengan kenaikan Format Rapor Laporan Hasil Belajar SD SMP SMA Kurikulum MerdekaIlustrasi 1 Kenaikan kelas dalam fase yang menyusun alur tujuan pembelajaran dalam satu fase secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru Kelas III perlu berkolaborasi dengan guru Kelas IV dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran yang akan kemudian menyepakati tujuan-tujuan pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan dipelajari di Kelas ada peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka guru kelas III perlu menyampaikan hal tersebut kepada guru Kelas IV agar pembelajaran di kelas IV tersebut dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta itu, pada awal tahun ajaran guru pun dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk mengidentifikasi kesiapan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas 2 Kenaikan kelas antara dua fase yang lain adalah kenaikan kelas dari Kelas IV Fase B ke Kelas V Fase C. Apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V sejak awal tahun tentang tahap capaian peserta didik ini perlu dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga diidentifikasi melalui asesmen di awal pembelajaran Kelas peserta didik yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta didik sebelum peserta didik tersebut mempelajari materi yang terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase demikian, peserta didik dapat terus naik kelas. Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis automatic promotion.Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian teaching at the right level.Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan. Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang, sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk terhadap persepsi diri peserta didik Jacobs & Mantiri, 2022; OECD, 2020; Powell, 2010.Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar. Dalam survei PISA 2018, skor capaian kognitif peserta didik yang pernah tinggal kelas secara statistik lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah tinggal kelas OECD, 2021.Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya, melainkan tetap lebih ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda, bantuan belajar yang lebih intensif, waktu yang sedikit lebih panjang, namun bukan mengulang seluruh pelajaran selama dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk menetapkan peserta didik tidak naik demikian, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta itu, tinggal kelas juga memberatkan secara ekonomi. Hasil tes PISA 2018 menunjukkan bahwa di berbagai negara, mayoritas siswa yang pernah tidak naik kelas adalah siswa dari keluarga kelas menengah ke bawah OECD, 2020.Ketika mereka tinggal kelas, biaya untuk mengulang satu tahun belajar memberatkan keluarga sehingga mereka semakin rentan putus sekolah. Dengan demikian, kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang tidak didik harus mengulang semua mata pelajaran untuk jangka waktu satu tahun penuh, padahal mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar Format Rapor Laporan Hasil Belajar SD SMP SMA Kurikulum MerdekaBerikut ini adalah contoh-contoh isu yang biasanya menjadi faktor pendorong keputusan tidak naik kelas, serta alternatif solusi yang lebih sesuai dengan perkembangan dan kesejahteraan well-being peserta isu Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran yang belum tuntas ada tujuan-tujuan pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum.Pertimbangan yang bisa diambil sekolah Dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/ Isu Peserta Didik mempunyai masalah absen/ketidakhadiran yang banyak Banyaknya jumlah ketidakhadiran disepakati oleh Satuan PendidikanPertimbangan yang Bisa diambil Sekolah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir Isu Keterlambatan psikologis, perkembangan, dan/atau kognitifPertimbangan yang Bisa diambil Sekolah Bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran dan/ atau mendapatkan layanan konselingMekanisme KelulusanUntuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat berdasarkan penilaian sumatif, yang dapat dialkukan dalam bentuk tes tulis, tugas untuk performa, portofolio, atau pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusan dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian kompetensi halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada1. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan2. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang didik dinyatakan lulus dari satuan/program pendidikan setelah1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; dan2. mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan peserta didik ditetapkan oleh satuan/program pendidikan yang bersangkutan. Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan/ program pendidikan diberikan ijazah. Ijazah diberikan pada akhir semester genap pada setiap akhir jenjang. Ketentuan mengenai ijazah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan Untuk PAUD tidak memiliki evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah menyelesaikan fase pondasi PAUD dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar dalam Pendidik perlu memonitor dan mengkomunikasikan sepanjang proses pembelajaran dan bukan hanya di akhir semester/tahun, misalnya terhadap permasalahan kehadiran, seharusnya tidak diketahui di akhir tahun; namun sudah ada intervensi Kenaikan kelas/kelulusan bukan menjadi hukuman bagi siswa. Pendidik bekerja samadengan orangtua untuk mendeteksi permasalahan di sepanjang proses pembelajaran. Dengan demikian jika ditemui permasalahan, maka dapat segera diatasi dan diberikan Pendidik menggunakan umpan balik/refleksi untuk mengetahui dan menentukan strategi untuk membantu peserta didik yang mengalami ketertinggalan pada sepanjang proses Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum MerdekaDemikian mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan pada Kurikulum Merdeka, Semoga bermanfaat.